Pages

Minggu, 08 Januari 2012

Cerita Rakyat

Menceritakan Kembali

Putri Sedaro Putih
          Dikisahkan tujuh orang bersaudara yang tinggal di sebuah desa terpencil. Mereka sungguh malang, disaat di bungsu lahir mereka telah menjadi yatim piatu. Dari tujuh bersaudara itu enam diantaranya adalah laki – laki dan seorang perempuan yaitu si bungsu. Si bungsu bernama Putri Sedaro Putih. Keenam saudaranya sengat menyayanginya. Semua kebutuhan adiknya dengan sekuat tenaga mereka penuhi.
Pada suatu hari disaat bulan menyinari, putrid Sedaro Putih sedang tertidur lelap kemudian ia bermimpi, mimpi yang aneh. Ia bermimpi bertemu seorang lelaki tua yang berkata “ Putri Sedaro Putih, engkau sesungguhnya adalah nenek dari keenam saudaramu itu, maka bersiaplah karena ajalmu akan segera datang”. Sang putri dengan penasaran kemudian menjawab, “saya akan mati??”. Sang lelaki tua menatapnya dan kemudian berkata, “ya, dan nanti di pusaran kuburmu akan tumbuh sebatang pohon yang belum ada di masa ini dan akan memeberi manfaat bagi umat manusia”. Setelah itu lelaki tua itu pun lenyap. Beberapa saat kemudian Putri Sedaro Putih pun terbangun. Ia duduk termangu dan berfikif, “apa sebenarnya arti dari mimpiku ini?” desahnya.
          Putri Sedaro Putih selalu terngiang – ngiang akan mimpinya itu, sehingga ia melupakan segalanya. Bahkan untuk makan dan minum ia seakan – akan melupakannya. Hal ini membuat tubuhnya menjadi kurus dan pucat. Saudara sulungnya sangat prihatin melihat keadaan adik bungsunya itu. Apakah gerangan yang terjadi pada adik kesayangannya itu dan ia pun bertanya pada adiknya Putri Sedaro Putih.
          Dengan menagis tersedu – sedu Putri Sedaro Putih menceritakan semua yang terjadi dalam mimpinya.jika benar apa yang terjadi  dimimpinya, jika benar semua akan terjadi maka ia rela. Kaaknya yang mendengar menjadi sedih “tenanglah adikku, hal itu tidak akan terjadi kau tidak akan meninggalkan kami secepat itu bukan? Lupakanlah mimpi itu” sang kakak pun menghibur adiknya.
                Putri Sedaro Putih pun akhirnya melupakan semua mimpi itu, ia tampak lebih gembira dan riang. Waktu berjalan tanpa terasa. Musim panen pun telah terlewati, sebagian panen sudah dihimpun untuk persiapan mereka selama semusim.
                Disuatu malam saat semua tertidur tiba -  tiba Putri Sedaro Putih meninggal dunia saat tertidur. Tak ada suatu kejadian apapun yang menyebabkan kematian Putri Sedaro Putih, tanpa menderita sakit apapun. Keesokan harinya semua gempar, terlebih – lebih keenam saudara Putri Sedaro Putih. Mereka sangat terkejut dan terlihat sangat sedih meratapi adik kesayangannya telah tiada. Mereka kemudian menguburkan Putri Sedaro Putih tidak jauh dari rumah mereka.
          Ternyata benar apa yang ada didalam mimpi Putri Sedaro Putih  bahwa di pusaran kuburnya tumbuh sebatang pohon asing yang belum pernah mereka lihat. Mereka merawat pohon tersebut dengan kasih syang layaknya menyayangi Putri Sedaro Putih. Pohon tersebut kemudian mereka beri nama Putri Sedaro Putih. Di dekat pohon Sedaro Putih tumbuh pohon kapung yang sama tingginya dengan pohon Sedaro Putih yang melindungi pohon Sedaro Putih tersebut.
          Lima tahun berlalu, pohon Sedaro Putih telah berbunga dan berbuah. Jika angin berhembus, dari dahan kayu kapung selalu memukul tangkai buah Sedoro Putih sehingga menjadi memar dan terjadilah peregangan. Sel-sel yang mempermudah air pohon Sedoro Putih mengalir ke arah buah.
          Pada suatu siang ketika salah seorang saudara Putri Sedaro Putih datang berzirah. Ia beristirahat sambil memandang pohon kapung yang selalu memukul tangkai pohon Sedaro Putih saat angin berhembus . ketika itu datang seekor tupai yang mendekati pohon Sedaro Putih dan menggigitnya hingga terlepas dari tangkainya. Dari tangkai buah yang terlepas keluarlah cairan kuning jernih yang dijilati tupai. Setelah tupai itu pergi saudara putri Sedaro Putih mendekati pohon itu d an mencoba apa yang dimakan tupai tadi, ia pun tersenyum dan berkata , “ini sangat manis dan lezat”.
Kemudian saudara putri Sedaro Putih dengan senang berlari dan memberitahukan hal ini pada saudaranya yang lain. Saudara – saudaranya sangat tertarik dan mereka sepakat untuk menyadap air tangkai pohon Sedaro Putih. Tangkai pohon itu dipotong dan airnya yang keluar dari tangkai ditampung dengan tabung bamboo yang disebut tioka. Mereka kemudian menikmatinya dan membincangkan cara memperolehnya lebih banyak lagi.
Untuk mendapatkan air pohon Sedaro Putih lebih banyak mereka menggoyang goyangkan tangkai buah pohon Sedoro Putih seperti dilakukan oleh angin. Lalu memukul tangkai buah itu dengan kayu kapung seperti yang terjadi ketika kayu kapung dihembus angin. Akhirnya, mereka memotong tangkai buah seperti dilakukan oleh tupai. Tabung bambu pun digantungkan disana. Buah Sedoro Putih di kenal sebagai beluluk di tanah rejang
Ternyata, hasilnya sama dengan sadapan pertama. Perolehan mereka semakin hari semakin banyak karena beberapa tangkai buah yang tumbuh dari pohon Sedoro Putih sudah mendatangkan hasil. Akan tetapi, timbul suatu masalah bagi mereka, karena air sadapan itu akan masam jika disimpan terlalu lama. Lalu, mereka sepakat untuk membuat suatu percobaan dengan memasak air sadapan itu sampai kental. Air yang mengental itu didinginkan sampai keras membeku dan berwarna kekuningan.
Sejak saat itu pohon itu menjadi sadapan yang manis. Air yang keluar dari tangkai itu di sebut Nira. Pohon ini lebih dikenal dengan nama pohon Aren atau pohon Enau. Dan ramalan kakek itu benar pohon ini ternyata sangat bermanfaat bagi unat manusia.

0 komentar:

Posting Komentar

Mi perfil

Foto Saya
Nadya Purwanty
Vielen Dank für Ihren Besuch auf meiner Blog
Lihat profil lengkapku

Followers